Pencarian

Blog Archive

Teman akrab

Artikel

Rabu, 10 September 2008

BAB 1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2004.

 
Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Tahun 2004 disebutkan bahwa untuk menggerakkan pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna diperlukan manajemen kesehatan yang didukung oleh ketersediaan data dan informasi kesehatan yang relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan program. Informasi kesehatan yang dibutuhkan yaitu mencakup seluruh data yang terkait dengan kesehatan baik yang berasal dari sektor kesehatan ataupun dari berbagai sektor pembangunan lain. Kebutuhan data dan informasi kesehatan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Masyarakat semakin peduli dan tanggap terhadap berbagai situasi/masalah kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah dan pihak swasta. Kepedulian ini memberikan dampak positif bagi pembangunan kesehatan itu sendiri. Untuk itu dibutuhkan ketersedian data yang akurat, relevan dan tepat waktu yang dapat mendukung kinerja manajemen kesehatan. Selama ini sudah terdapat mekanisme dan media yang memadai dan baku yang dapat dipergunakan untuk pengelolaan data dan informasi disetiap jenjang administrasi kesehatan, namun masih ditemukan hambatan dalam penyediaan data / informasi. Data yang selama ini diolah, dianalisis dan disajikan belum semuanya dimanfaatkan secara tepat guna.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Oleh karena itu masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi aktif dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri, dengan demikian masyarakat mampu menjadi subjek dalam pembangunan kesehatan (UU Kesehatan No. 23 tahun 1992).
Kesehatan lingkungan pemukiman ditingkatkan melalui pengawasan : kualitas air bersih dan air minum, jamban keluarga, tempat pembuangan sampah sementara dan akhir, tempat-tempat umum serta penyediaan berbagai sarana sanitasi lingkungan pemukiman sebagai stimulan. Peningkatan kualitas lingkungan dilakukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan pemukiman, perumahan dan bangunan yang memenuhi syarat kesehatan sehingga masyarakat dapat hidup sehat dan produktif serta terhindar dari penyakit yang ditularkan melalui atau disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat (UU Kesehatan No. 23 tahun 1992).
Kesehatan lingkungan di negara-negara yang sedang berkembang berkisar pada sanitasi (jamban), penyediaan air minum, perumahan, pembuangan sampah, dan pembuangan air limbah (air kotor) (Notoatmodjo 2000 : 147).
Di Indonesia, penduduk pedesaan yang menggunakan air bersih baru mencapai 67,3%. Dari angka tersebut hanya separuhnya (51,4%) yang memenuhi syarat bakteriologis. Sedangkan penduduk yang menggunakan jamban sehat (WC) hanya 54%. Itulah sebabnya penyakit diare sebagai salah satu penyakit yang ditularkan melalui air masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan angka kesakitan 374 per 1000 penduduk. Selain itu diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada Balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua umur (Tahun 2007)
TABEL 1.1.
DISTRIBUSI FREKUENSI JENIS SARANA AIR MINUM
DI KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007
NO
SARANA AIR MINUM
JUMLAH (KK)
%
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ledeng
SPT
SGL
PAH
Kemasan
Lain nya
34.530
173
5.879
68
3
44.462
81,29
0,41
13,84
0,1601
0,00706
4,29
Jumlah
86.938
100
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci, 2007
Dari data yang didapat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci pada Tahun 2007 dimana jumlah penduduk 325.753 Jiwa, terdiri dari 86.938 KK dan penduduk sebagian besar memeiliki sarana air minum Lainnya yaitu 40.653.
TABEL 1.2.
DISTRIBUSI FREKUENSI JENIS JAMBAN KELUARGA
DI KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007
NO
JENIS
JUMLAH (KK)
(%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cemplung
Cemplung dengan plesengan
Leher angsa
L. A dengan plesengan
L. A dengan septik tank
LAINNYA
6.327
2.235
2.786
5.828
24.256
45.506
7,3
2,5
3,2
7
28
52
Jumlah
86.938
100
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci, 2007
Dari data yang didapat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci pada Tahun 2007 dimana jumlah penduduk 325.753 Jiwa, terdiri dari 86.938 KK yang memeiliki jamban 41.432.
Selanjutnya tentang sumber air dan penampungan kotoran (tinja) yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Siulak Gedang dapat dilihat pula pada tabel berikut ini:
TABEL 1.3.
DISTRIBUSI FREKUENSI SARANA AIR MINUM
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SIULAK GEDANG TAHUN 2007
NO
SARANA AIR MINUM
JUMLAH
(%)
1.
2
3
4.
5.
SR (PP PAM)
PP Non Pam
Sumur Gali
SPT Dangkal
LAINNYA
1.812
646
845
0
6.298
18,8
6,7
8,8
0
65,7
Jumlah
9.601
100
Sumber : Puskesmas Siulak Gedang Kecamatan Siulak, 2007
Dari data yang didapat dari Wilayah Kerja Puskesmas Siulak Gedang pada tahun 2007 jumlah penduduk 32.085 Jiwa terdiri dari 9.601 KK dan penduduk yang memiliki Sumber Air Minum 3.303 KK.
TABEL 1.4.
DISTRIBUSI FREKUENSI SARANA PENAMPUNGAN KOTORAN (TINJA)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIULAK GEDANG
TAHUN 2007
NO
KEPEMILIKAN SARANA
JUMLAH
(%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cemplung
Cemplun + Plesengan
Leher Angsa
Leher Angsa + Plesengan
Leher Angsa + Septik Tank
LAINNYA
80
0
0
0
8.65
8.656
0,8
0
0
0
9,2
90
Jumlah
9.601
100
Sumber : Puskesmas Siulak Gedang Kecamatan Siulak, 2007
Dari data yang didapat dari Wilayah Kerja Puskesmas Siulak Gedang pada tahun 2007 jumlah penduduk 32.085 Jiwa terdiri dari 9.601 KK dan penduduk yang memiliki jamban 945 KK.
Dari data yang didapat dari Puskesmas Siulak Gedang sumber air bersih yang digunakan oleh 187 KK yang terdapat di desa Sungai Kuning Kecamatan Siulak Tahun 2008 terdapat 80 KK (42,8 %) yang memiliki sumber air bersih sendiri di rumah, dengan keseluruhan penduduk menggunakan air berasal dari Sumur Gali, Sedangkan 107 KK (57,2%) tidak memiliki sumber air bersih di rumah tetapi memanfaatkan sumber air bersihnya dari mata air.
Dari data yang didapat dari Puskesmas Siulak Gedang bahwa kepala keluarga di Desa Sungai Kuning Kecamatan Siulak Tahun 2008 terdapat 25 KK (13,4%) yang telah memiliki jamban keluarga dengan keseluruhan menggunakan jenis jamban Cemplung. Sedangkan dari 187 KK yang ada di desa tesebut terdapat 162 KK (86,6%) yang tidak memiliki jamban di rumah, sementara untuk BAB/BAK mereka yang memanfaatkan perkebunan dan sungai.
Masih rendahnya kepemilikan sarana air minum dan jamban tersebut tidak terlepas dari beberapa faktor salah satunya adalah pengetahuan kepala keluarga tentang manfaat adanya sarana air minum dan jamban.
Dari data tersebut penulis ingin melihat bagaimana gambaran pengetahuan Kepala Keluarga tentang kepemilikan sarana air minum dan jamban keluarga di Desa Sungai Kuning Tahun 2008.
B. Ruang Lingkup
Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis ingin mengetahui, bagaimana pengetahuan Kepala Keluarga Desa Sungai Kuning tentang Sarana Air Minum dan Jamban Keluarga.



C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang kepemilikan Sarana Air Minum dan Jamban Keluarga (Samijaga) di Desa Sungai Kuning tahun 2008.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan Kepala Keluarga tentang jenis sarana air minum di Desa Sungai Kuning.
b. Mengidentifikasi pengetahuan Kepala Keluarga tentang syarat-syarat air bersih.
c. Mengidentifikasi pengetahuan Kepala Keluarga jenis jamban di Desa Sungai Kuning
d. Mengidentifikasi pengetahuan Kepala Keluarga tentang Syarat jamban yang baik.
e. Mengidentifikasi pengetahuan Kepala Keluarga tentang Konstruksi jamban (pembuatan jamban) yang baik.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Akademik
a. Memberikan sumbangan ilmiah bagi mahasiswa dan institusi pendidikan dalam Program Diploma III Keperawatan.
b. Sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya



2. Bagi Penulis
a. Untuk mengembangkan kemampuan dalam menerapkan pengetahuan tentang proses penelitian.
b. Untuk menambah wawasan peneliti dalam mempersiapkan, mengumpulkan, menganalisa dan menginformasi data serta meningkatkan pengetahuan dalam penelitian.
c. Merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III pada Akademi Keperawatan Bina Insani Sakti Kabupaten Kerinci.
3. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi bahwa sarana air minum dan jamban keluarga merupakan wahana yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam hal kesehatan dan merupakan sanitasi lingkungan yang sangat rentan terhadap timbulnya berbagai penyakit lain. Dari penelitian ini juga diharapkan keluarga (terutama di pedesaan) lebih mengetahui sanitasi lingkungan yang baik yang merupakan lahan pokok dalam kehidupan sehari-hari.

 

1 komentar:

INGGA mengatakan...

tolong koreksi ya pak